468x60 Ads

Selasa, 05 Juni 2012

Google, Penguin, dan Paradigma SEO

klik utk memperbesar. Image by insidesearch.blogspot.com


Beberapa waktu terakhir ini, kita melihat begitu banyak perubahan Google, terutama di hasil pencarian atau SERPs; semua dimulai karena adanya Panda update hingga Penguin update, sebutan Google untuk perubahan atau update dari WebSpam algorithm changes, perubahan dan penyesuaian algoritma untuk memerangi spam dan memberikan hasil pencarian yang lebih berkualitas. Bulan April adalah bulan super sibuk karena begitu banyak perubahan algoritma, yang kemudian diikuti dengan teriakan kegembiraan bagi mereka yang mendapat "berkah" dari perubahan-perubahan itu dan sebagian lainnya mengumpat-ngumpat karena halaman-halaman situs mereka tenggelam di hasil pencarian bahkan terkena penalti. Terakhir, pada awal Mei ini, ada update pagerank. Lengkap sudah.
Saya pribadi tidak bisa bilang saya sedih dengan perubahan ini karena saya memang mendapatkan hasil yang lebih baik di pencarian daripada 1 atau 2 tahun yang lalu, hasil yang lebih fresh dan berkualitas. Memang ini yang ditekankan oleh Google, content freshness and quality content. Konten yang relevan dengan apa yang berlaku sekarang. Tidak mungkin saya mencari tips SEO di Google dan kemudian menghasilkan list hasil pencarian yang memuat judul "arti penting reciprocal link", yang masih berlaku beberapa tahun lalu, namun sama sekali tidak relevan atau tidak memiliki efek lagi pada SEO saat ini.
Inilah yang kemudian menciptakan pandangan-pandangan baru di dunia SEO. Saya melihat banyak artikel-artikel luar yang mulai memahami perubahan ini dan merubah berbagai macam pandangan dan teknik SEO lama yang sudah usang dan tidak relevan. Namun sayangnya, tidak banyak yang menghiraukan sehingga masih saja saya melihat praktek-praktek SEO usang yang dilakukan.
Hal yang sering ditemui adalah mengenai link building. Link building penting, tapi bukan satu-satunya. Link building dianggap satu-satunya prioritas dalam SEO sehingga banyak yang kemudian mengambil jalan pintas dengan melakukan spam pada komentar-komentar blog, bookmark, dll. Bahkan secara serampangan: mengisi seluruh komentar posting suatu blog dengan link spam, dengan harapan Google akan melirik link-link tersebut dan langsung meningkatkan peringkatnya di SERP. Ini salah. Karena webspam justru akan meliriknya sebagai over-optimized SEO, usaha SEO yang berlebihan, tidak wajar, "terlalu mengada-ada" (Cek google link building tips). Padahal SEO tidak hanya pada itu. Hal penting saat ini justru terletak pada on-page SEO, yaitu bagaimana anda membuat konten berkualitas dan menyusun struktur web/blog seperti navigasi dan internal linking yang membuat pengunjung merasakan kenyamanan dalam menggunakan web anda (user experience). Apa yang berkualitas dan mudah bagi user, mudah pula bagi crawler untuk merayapinya. Sering saya mendapati komentar-komentar yang sama, dengan link yang sama pula, dan diberondongkan secara bertubi-tubi pada blog ini. Ini justru tidak efektif dan dapat melukai usaha SEO yang dilakukan. Alasannya?
1. Over-optimized SEO. Jumlah link yang dibangun di luar batas wajar. Jika konten anda tidak sepadan, jumlah link terlalu banyak dalam medio tertentu, dan link yang anda bangun berkualitas rendah (dari spam), kemungkinan penalti sangat tinggi. Sia-sia saja bukan?
2. Bad Branding. Di mata manusia, suatu brand yang telah memiliki "cap buruk" efeknya jauh lebih terasa daripada cap buruk yang diberikan oleh search engine (penalti). Bayangkan jika spam anda dilihat di berbagai posting blog oleh pembaca: link ditanam terlalu banyak/bertubi-tubi dan isi komentar yang tidak relevan atau asal njeplak, apa yang akan terjadi? Orang yang melihatnya akan menilai bahwa brand tersebut tidak bisa berbuat banyak selain nyepam. Efeknya, tingkat kepercayaan terhadap brand menurun, brand awareness hilang. Usaha promosi yang dilakukan berubah menjadi usaha penghancuran brand.
Jika ini dilakukan untuk melakukan marketing, terlebih lagi jika anda hanya reseller, maka anda sedang melakukan penurunan kualitas brand yang sebenarnya sudah cukup terkenal dan dipercaya masyarakat.
Oleh karena itu, berhati-hati ketika melakukan usaha SEO itu penting, karena apa yang dilakukan tidak semata-mata berefek pada SEO saja, tetapi juga pada target (baca: user/customer/visitor). Jika anda menggunakan jasa SEO, pastikan ada deskripsi jelas dari usaha SEO yang mereka lakukan. Apakah dengan cara link building yang baik atau spam? Apakah mereka memahami struktur dan konten web anda dan melakukan usaha SEO onpage yang matang? Apakah jasa SEO tersebut selalu update dengan perkembangan dunia SEO? Apakah profesionalitas dilibatkan dalam layanan? Selidiki terlebih dahulu sebelum anda memutuskan. Karena keputusan yang salah dapat melukai brand yang sedang anda bangun.
Google telah merilis 52 update dan perubahan yang terjadi pada bulan April. Satu poin yang cukup menonjol adalah "No freshness boost for low-quality content", artinya konten berkualitas rendah tidak akan mendapatkan penaikan peringkat keterbaruan (freshness), karena yang diangkat ke permukaan/top results adalah konten-konten fresh berkualitas dan memiliki relevansi tinggi. Meskipun suatu konten baru atau fresh, Google akan menilainya dulu sebelum memberikan freshness boost. Apakah layak muncul di hasil pencarian teratas atau tidak.
Paradigma usang lain dalam hal SEO adalah mengenai keyword. Penggunaan keyword memang penting karena apa yang muncul di hasil pencarian memberikan deskripsi pada pengunjung mengenai isi konten. Deskripsi yang mengandung keyword akan memberikan kemudahan bagi user untuk melihat apa yang disampaikan oleh suatu halaman. Kemungkinan klik pun akan semakin besar karena pengunjung tertarik. Namun apa yang terjadi jika deskripsi tersebut (baik pada judul maupun snippet) berantakan, hanya berisi keyword tanpa membentuk suatu kalimat atau frase yang jelas? Tentu pengunjung akan bingung dan kemungkinan klik (CTR) justru kecil. Oleh karena itu, keyword stuffing (pembanjiran konten dengan keyword) adalah apa yang diperangi Google. Usaha ini tidak berlaku lagi pada SEO sekarang.
Contoh keyword stuffing yang sangat keterlaluan:
klik utk memperbesar. Image by insidesearch.blogspot.com
Kita lihat pada contoh gambar tersebut, keyword phrase ditulis sangat banyak dan variatif tanpa ada informasi jelas mengenai apa sebenarnya yang disampaikan. Penggunaan keyword seperti itu dimaksudkan untuk mencapai hasil SERP tinggi, namun sekarang hal ini tidak berefek apapun selain penalti. Cara yang dilakukan biasanya adalah menyembunyikan konten seperti di atas dengan menggunakan CSS display atau visibility (display:none atau visibility:hidden, atau keduanya sekaligus) sehingga pembaca tidak melihatnya. Cara lain adalah dengan menggunakan dynamic content, biasanya dengan memanfaatkan XML tagbase64 atau eval (enkripsi) yang memanggil konten otomatis tertentu.

Ada banyak contoh dan praktek SEO lain yang cukup variatif, namun apa yang disampaikan menurut saya cukup memberikan gambaran mengenai upaya SEO yang sudah usang, apalagi praktek-praktek tersebut lebih condong ke black hat SEO yang efeknya hanya sesaat.

Beberapa contoh paradigma SEO dan cara optimasi website/blog di atas semestinya tidak serta merta diterima dengan mentah. Ada banyak perkembangan dan perubahan (update) search engine saat ini. Teknologi terus berkembang, dan search engine terus berupaya untuk melakukan update terhadap algoritmanya, sehingga kita perlu meninjau usaha SEO yang kita lakukan dan berhati-hati dengan petunjuk  atau tutorial SEO yang usang atau tidak up-to-date, bahkan dapat menyesatkan.
sumber

Sameera ChathurangaPosted By Sameera Chathuranga

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat contact me

Thank You


0 Responses So Far:

Posting Komentar