Biro keamanan AS, FBI, saat ini tengah gencar melakukan "pendekatan" ke beberapa perusahaan internet, seperti Yahoo dan Google.
Seperti dilansir Cnet, pendekatan ini dilakukan agar Yahoo dan Google
mau menyetujui sebuah proposal yang akan mewajibkan perusahaan internet
tersebut memasukkan "backdoor" di seluruh produknya sebagai bagian dari
program pengawasan pemerintah.
Jika proposal ini disetujui, berarti seluruh gerak-gerik pengguna produk
Yahoo, seperti Yahoo Mail, Yahoo Messenger (YM), dan produk milik
Google, seperti Gmail, Google+, dan GTalk, akan dapat diawasi FBI.
FBI juga diam-diam telah bertemu dengan perwakilan dari perusahaan
lainnya, seperti Microsoft (pemilik Hotmail dan Skype), dan Facebook.
Tujuannya sama seperti saat menyambangi Yahoo dan Google, FBI
menginginkan produk-produk yang dimiliki Microsoft dan Facebook, seperti
situs jejaring sosial, VoIP, instant messaging, dan layanan e-mail,
harus diubah kodenya.
Tujuan pengubahan kode-kode program ini dimaksudkan agar FBI dapat dengan mudah menyisipkan tools untuk kepentingan penyadapan.
FBI sebelumnya telah mengeluh kepada Kongres atas kesulitannya melakukan
pengawasan penyadapan karena tren komunikasi telah beralih dari layanan
telepon tradisional ke internet.
Sebelumnya, sudah terdapat undang-undang di AS (CALEA) yang mewajibkan
perusahaan telekomunikasi untuk membuat sistem mereka siap disadap
pemerintah.
Kemudian, peraturan ini diperluas dengan diterapkannya ke perusahaan
layanan internet. Namun, perusahaan web (seperti Facebook, Google, dan
Microsoft) tak diatur dalam undang-undang tersebut.
Langkah yang dilakukan FBI ini sepertinya akan memaksa pemerintah untuk
merevisi undang-undang yang ada sehingga mereka bisa secara legal
menyadap apa yang sedang diperbincangkan di Facebook, YM, Skype, dan
layanan-layanan e-mail.
0 Responses So Far:
Posting Komentar